REFLEKSI SEJATI KEHAMBAAN

Islam hadir ke dunia sebagai Rahmatan lil 'aalamiin, kasih sayang untuk seluruh alam semesta. Maka semua aspek yang berkenaan dengan islam, tujuannya adalah cinta kasih yang universal. Kasih sayang Allah ini, melalui islam, hadir untuk semua manusia, tanpa melihat latar belakang kesukuan, kebangsaan, atau agamanya. Inilah ajaran islam sesungguhnya, islam ramah yang menebar rahmah.

Orang muslim yang mengamalkan ajaran islam dengan benar, pasti hatinya akan dipenuhi oleh ketenangan dan kedamaian. Semua ibadah yang dilakukannya, baik ibadah ritual ataupun sosial, akan mengantarkan dirinya menjadi pribadi yang berakal sehat dan berbudi luhur. Sedangkan akal yang sehat dan budi yang luhur adalah tanda luhurnya nilai kemanusiaan di diri manusia. 

Nilai kemanusiaan seorang muslim, yang mana merupakan buah dari penghambaannya, akan tercermin dalam kehidupan pribadi dan sosialnya. Pribadinya teduh tidak menebar kegaduhan ataupun permusuhan dengan sesama.

Refleksi sejati dari penghambaan

Aneh, seandainya ada seorang muslim yang taat ibadah, namun hatinya sombong penuh kedengkian, lisannya sangat tajam, menjadi biang kerok kegaduhan dan permusuhan. Padahal, di dalam penghambaan kepada Tuhan, seseorang dituntut untuk bersikap tadlorru' dan khusyu'. Di hadapan Tuhan, kita dituntut untuk tadlorru', tunduk patuh terhadap kebesaran Tuhan, pengerdilan diri yang bukan apa-apa dan tidak bisa apa-apa kecuali karena kuasaNya. 

Sikap ini tidak bisa terjelma jika di hatinya masih ada sikap sombong (Takabbur), yakni merasa diri besar dan kuasa untuk melakukan segala hal, tidak menerima perbedaan dan keragaman dan menganggap orang lain hina, karena merasa dirinyalah yang paling mulia dan benar. Sedangkan tuntutan untuk bersikap khusyu', yakni hatinya damai dan gerak geriknya tenang di hadapan Tuhan, hal itu tidak akan terjelma seandainya dalam keseharian, hatinya penuh kedengkian, lisannya tajam menebar kebencian, dan menjadi pemantik kegaduhan dan permusuhan di antara sesama manusia.

Maka jelaslah, muslim sejati yang beriman terhadap Kekuasaan dan Kebesaran Allah yang penuh kasih dan cinta, akan terefleksikan di dalam kehidupan sehari-hari yang ramah dan menebar perdamaian.

Post a Comment

0 Comments