ISTILAH ISLAM NUSANTARA


Islam Nusantara adalah sebuah gagasan yang diusung oleh Nahdlatul ulama, sebuah ormas terbesar di Indonesia, bahkan dunia. Ormas yang punya sejarah dan komitmen dalam menjaga kesatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Islam Nusantara sejak awal sudah menjadi bahasan yang menuai reaksi pro-kontra karena adanya perbedaan persepsi mengenai hakikat islam Nusantara. 

Islam Nusantara

Secara bahasa Islam adalah agama yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW ke dunia yang berpedoman kepada Al Quran. Sedangkan kata Nusantara menurut KBBI edisi V adalah sebutan bagi seluruh kepulauan indonesia. Jadi jika secara bahasa, islam Nusantara adalah agama Nabi Muhammad yang pedomannya Al Quran di kepulauan Nusantara.

Masalah islam Nusantara ini, pertama kali mencuat pada muktamar NU ke 33 di jombang, yang menimbulkan reaksi pro-kontra di antara para peserta muktamar, karena adanya perbedaan pemahaman mengenai apa itu islam Nusantara. Untuk meredam pro-kontra tersebut dan berusaha untuk menyatukan kesepahaman di antara Ulama dan masyarakat NU, maka LBM PW NU Jawa Timur membuat sebuah rumusan tentang islam Nusantara secara objektif dan komprehensif.

Di antara hasilnya, dirumuskan mengenai definisi islam Nusantara. Islam Nusantara adalah "islam Ahlussunah wal jama'ah yang diamalkan, didakwahkan, dan dikembangkan di bumi Nusantara oleh para pendakwahnya, yang di antara tujuannya untuk mengantisipasi dan membentengi umat dari paham radikalisme, liberalisme, Syiah, wahabi, dan paham-paham lain yang tidak sejalan dengan Ahlussunah wal jama'ah". 

Oleh sebagian orang islam Nusantara suka disalahartikan, mereka menganggap islam Nusantara itu semisal bacaan sholat atau adzan diganti dengan menggunakan bahasa Nusantara seperti bahasa indonesia, jawa, sunda, dan sebagainya. Ini anggapan yang keliru, yang menyangka bahwa islam Nusantara itu adalah pemahaman sesat jauh dari islam yang menganggap islam dipaksa mengikuti tradisi dan budaya Nusantara. 

Padahal bukanlah seperti itu, sebagaimana hasil rumusan PW LBM NU jatim, bahwa islam Nusantara itu hanyalah gambaran tentang pengimplementasian Islam Ahlussunah wal Jama'ah di bumi Nusantara. Islam Nusantara dasarnya adalah paham ahlussunah wal jama'ah, yang menjadi filter dalam pengamalan atau pengimplementasian islam di bumi Nusantara.

 Islam Nusantara itu bukan memaksakan islam supaya nurut budaya Nusantara tapi islam Nusantara itu mengakomodasi budaya dan tradisi di Nusantara agar lestari. Agama juga tidak melarang adanya akomodasi budaya, bahkan sebagian ajaran islam juga diakomodasi dari tradisi dan budaya jahiliyyah seperti thawaf, akikah, puasa asyura, dan yang lainnya dengan menghilangkan bagian negatif dari tradisi dan budaya yang bertentangan dengan ajaran islam. 

Islam Nusantara memiliki prinsip, sebagaimana prinsip NU, melestarikan tradisi lama yang baik dan menerima inovasi baru yang lebih baik. Jadi, islam Nusantara bukanlah hal baru, ini tentang gambaran bagaimana agama islam bersinggungan dengan budaya setempat, yang merasuki nilai-nilai budaya Nusantara sehingga menjadi islami, sehingga sangat nyatalah islam sebagai rahmat bagi alam semesta. 

Ada seorang tokoh, menyebutkan bahwa islam Nusantara itu menyempitkan makna islam itu sendiri, menurutnya, islam menjadi sempit dengan dihubungkan dengan Nusantara, padahal islam islam itu rahmatan lil alamin, rahmat untuk seluruh aalam. Ini adalah pemahaman yang keliru, yang  menjustifikasi tanpa menelaah terlebih dahulu tentang apa sebenarnya islam Nusantara itu.  

Di antara gambaran kongkret islam Nusantara itu adalah tradisi halal bil halal setiap tahun, haul, silaturahim kepada keluarga dan tetangga pada saat hari raya idul Fitri, dan sebagainya. Tradisi muslim nusantara itu, tidak bertentangan dengan nilai-nilai islam, bahkan sejalan dengan agama islam itu sendiri. Ada juga tradisi yang berkenaan dengan masalah pakaian, seperti sarung dan kopeah. 

Menutup aurat dan menutup kepala adalah agama, sedangkan kopeah sebagai alat untuk menutup aurat adalah budayanya. Maka ketika budaya berpakaian Nusantara dianggap kurang menutup aurat, maka dengan agama, budaya tersebut dimodifikasi, sehingga bisa dipakai untuk menutup aurat tanpa menghilangkan ciri khas dan keunikan dari budaya pakaian dari nusantara tersebut. Inilah gambaran mudah tentang islam Nusantara.


Islam Nusantara juga bisa berarti gambaran cara dakwah islam di bumi Nusantara yang diterapkan oleh Walisongo dalam menyebarkan islam yang terkenal dengan cara santun, tidak frontal terhadap budaya setempat, sehingga agama islam bisa diterima dengan mudah oleh penduduk Nusantara. 

Islam Nusantara dalam konteks kekinian, tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip Walisongo dalam berdakwah, yang mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan dan kesetaraan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kasih dan perdamaian. 

Selain itu, islam Nusantara sangat sangat setuju dengan dasar negara Indonesia, Pancasila dan UUD 45. Pancasila dan UUD 45 adalah piagam Madinah nya Nusantara. Nilai-nilai Pancasila dan UUD 45 tidaklah bertentangan dengan nilai-nilai islam bahkan Pancasila dan UUD 45 sejalan dengan islam karena memang terinspirasi dari nilai-nilai islam. Pancasila sudah sangat cocok menjadi dasar dan filsafat hidup bangsa Indonesia karena sesuai dengan keadaanya yang beragam dari segi suku, tradisi, dan agama.

 Pancasila menjadi payung bersama bagi semua etnis dan pemeluk agama manapun, yang melindungi hak-hak individu mereka dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air. Pancasila menjadi konsesus bangsa Indonesia, kesepakatan bersama, yang perlu dijaga untuk kemaslahatan bersama. Dan salah satu peran islam Nusantara adalah menjaga piagam madinahnya Indonesia, menghalau berbagai paham yang dapat merusak kesepakatan bangsa ini, agar Indonesia tetap menjadi Indonesia seutuhnya yang memiliki keunikan dan kelebihan dari bangsa lainnya.

Post a Comment

0 Comments