Menurut satu teori, sebenarnya islam telah hadir di Nusantara pada abad ke 7, namun masyarakat baru menerima islam secara luas pada abad ke 14 masehi. Keberhasilan dakwah ini, berkat kecerdasan para da'i yang cerdas dalam menyebarkan agama islam. Para da'i tersebut yang kita kenal sebagai wali songo, wali sembilan.
Wali songo, masing-masing mempunyai cara dakwah yang berbeda-beda, ada yang melalui pendekatan teologis, ilmiah, lembaga, sosial, bahkan melalu budaya. Namun semuanya memiliki prinsip yang sama dan kecerdasan yang seragam dalam menebarkan nilai-nilai islam di Nusantara.
Dakwah mereka berteladan kepada Junjungan terbesar mereka, Muhammad Rasulullah SAW. Prinsip mereka, dakwah itu ajakan bukan paksaan. Mereka merangkul masyarakat nusantara, mengetuk hati mereka sedikit demi sedikit, sampai akhirnya hidayah Allah menerangi hati masyarakat nusantara. Mereka sangat sadar bahwa agama islam adalah agama yang universal yang menebar rahmat begi semua alam. Mereka tahu, islam meski datang dari arab, bukan berarti semua yang berbau arab adalah islam. Para da'i ini, mempelajari budaya dan tradisi masyarakat nusantara yang sudah mengakar kuat dalam kehidupan mereka.
Mereka, menganalisi mana budaya dan tradisi yang sudah sejalan dengan nilai-nilai islam agar bisa dilestarikan, dan mana yang bertentangan agar bisa ditransformasi menjadi budaya dan tradisi yang senafas dengan nilai-nilai islam. Bahkan, mereka membuat sebuah tradisi baru yang diterima oleh masyarakat luas untuk menebarkan agama islam.
Jasa mereka sangatlah besar dalam penyebaran dakwah islam di bumi Nusantara, sehingga hidayah Allah menerangi dada-dada masyarakat nusantara.
Inilah dakwah yang sangat relevan dengan dakwah baginda Rasulullah SAW. Dakwah yang mengajak bukan mengejek, yang merangkul bukan memukul, dan yang ramah bukan yang marah.
0 Comments