Akal adalah perangkat yang diberikan Tuhan untuk memahami segala sesuatu. Dengan akal, kita belajar untuk memahami berbagai fenomena yang terjadi di alam semesta. Dari fenomena-fenomena alam tersebut, manusia dengan akalnya menemukan cara bagaimana untuk bertahan hidup.
Bagaimana ia harus bertahan dalam terik panas matahari atau dinginya cuaca, bagaimana ia mencari makanan untuk menyambung kehidupan, dan bagaimana ia bersosialisasi menciptakan tatanan kehidupan dengan sesama. Dengan akal, manusia terus berkembang, bekembang ke arah kemajuan. Seiring berjalannya waktu dan kebutuhan yang bertambah, akal terus memikirkan cara-cara untuk hidup lebih baik dan efektif. Akal lah yang membuat manusia tetap bertahan menghadapi tantangan alam dan persoalan sosial dalam kehidupan.
Bagaimana ia harus bertahan dalam terik panas matahari atau dinginya cuaca, bagaimana ia mencari makanan untuk menyambung kehidupan, dan bagaimana ia bersosialisasi menciptakan tatanan kehidupan dengan sesama. Dengan akal, manusia terus berkembang, bekembang ke arah kemajuan. Seiring berjalannya waktu dan kebutuhan yang bertambah, akal terus memikirkan cara-cara untuk hidup lebih baik dan efektif. Akal lah yang membuat manusia tetap bertahan menghadapi tantangan alam dan persoalan sosial dalam kehidupan.
Selain akal, Tuhan juga memberkati manusia dengan budi. Budi adalah unsur rohani manusia yang bertugas sebagai hakim di dalam jiwa, yang menimbang baik atau tidaknya sesuatu. Ketika akal menemukan suatu hal atau perbuatan untuk dilakukan, maka budi bertugas untuk menilai apakah hal itu baik atau buruk. Cara budi manusia menilai baik dan buruknya sesuatu atau perbuatan itu, dilihat apakah ada manfaat bagi dirinya atau tidak, apakah mengganggu hak orang lain atau tidak, apakah merusak alam sekitar atau tidak. Adanya budi bagi manusia, sesuatu atau perbuatan akan menjadi bernilai dan berharga. Maka budi adalah tanda kebijaksanaan manusia.
Seiring bergulirnya zaman, Akal dan budi manusia bekerja bersama-sama melahirkan peradaban dan kebudayaan. Akal yang bertugas untuk menemukan dan memikirkan hal baru, akan melahirkan kemajuan-kemajuan yang membantu kehidupan manusia menjadi lebih baik dan efektif. Sedangkan budi yang bertugas menilai baik dan buruknya hal tersebut, akan melahirkan tradisi dan budaya yang membuat manusia lebih beradab dan bijaksana.
Akal dan budi manusia sangat erat kaitannya dalam mengatur laku perbuatan manusia. Manusia memiliki ambisi dan keinginan. Tugas akal membantu manusia mewujudkan ambisi dan keinginannya. Sedangkan budi manusia bertugas mengatur ambisi dan keinginannya. Ketika akal bekerja tanpa budi, akan melahirkan akhlak dan moral yang rusak dan bejat. Sedangkan budi tidak akan berjalan tanpa akal yang bekerja.
Saat ambisi manusia sangat besar yang membuatnya kehilangan budi, akal akan bekerja keras untuk mencari cara apapun dan bagaimanapun untuk mewujudkannya tidak peduli apakah hal itu merugikan orang lain atau tidak, merusak alam sekitar atau tidak. Maka manusia saat seperti itu telah menjadi buas bagai serigala, menjadi budaknya nafsu dan buta akan kebenaran. Kemanusiaan telah hilang dari dirinya, manusia hanyalah nama dan jasad, sedangkan ruh dan ruhani telah terusir oleh ambisi yang tidak terjinakkan. Pada saat itulah peradaban dan kebudayaan hancur lebur, terkubur bersama kemanusiaan dalam lubang kemunduran.
Saat ambisi manusia sangat besar yang membuatnya kehilangan budi, akal akan bekerja keras untuk mencari cara apapun dan bagaimanapun untuk mewujudkannya tidak peduli apakah hal itu merugikan orang lain atau tidak, merusak alam sekitar atau tidak. Maka manusia saat seperti itu telah menjadi buas bagai serigala, menjadi budaknya nafsu dan buta akan kebenaran. Kemanusiaan telah hilang dari dirinya, manusia hanyalah nama dan jasad, sedangkan ruh dan ruhani telah terusir oleh ambisi yang tidak terjinakkan. Pada saat itulah peradaban dan kebudayaan hancur lebur, terkubur bersama kemanusiaan dalam lubang kemunduran.
Maka akal dan budi haruslah berintegrasi dalam mewujudkan sebuah ambisi dan keinginan. Dengan budi, ambisi melunak menjadi harapan dan cita-cita. Harapan dan cita-cita akan diusahakan terwujud oleh akal manusia. Usaha-usaha akal dalam merealisasikan harapan dan cita-cita akan teratur dan benar dengan adanya budi manusia.
Dari harapan yang terwujudkan itu lahirlah kemajuan-kemajuan yang membantu kehidupan manusia menjadi lebih baik. Melalui budi yang digunakan untuk menaklukan ambisi itu, lahirlah tradisi dan budaya yang baik untuk kehidupan manusia. Maka dengan akal dan budi yang terintegrasi, menjadikan manusia tetap sebagai manusia seutuhnya yang memiliki sifat kemanusiaan. Kemanusiaan yang menjunjung tinggi ilmu, etika, dan moral, akan melahirkan peradaban dan kebudayaan yang maju bagi kehidupan manusia yang lebih cerah dan damai.
0 Comments