Tasawuf bukanlah suatu ilmu yang berdiri
sendiri. Tetapi satu kesatuan dalam ajaran Islam yang tujuannya adalah
membentuk akhlaq mulia, menjadikan manusia ma’rifat (yang arif dan bijaksana),
mengantarkan seseorang dalam menjalankan ibadah sehingga ia mencapai pada tahap
kebenaran yang hakiki. Ia akan dapat merasakan kenikmatan beribadah karena
jiwanya biasa merapat kepada Al-Haq.
Mengingat cakupan
ajaran Islam begitu luas dan kompleks, maka para ulama kemudian menjadikan
tasawuf sebagai bagian dari sebuah ilmu yang dikaji secara mendalam. Sehingga seolah-olah
ia berdiri sendiri.
Pengertian
Tasawuf Secara Bahasa
Secara
Bahasa, tasawuf berasal dari kata shuuf yang secara leksikal adalah kain wol
yang kasar. Menurut para ulama salaf, istilah ini sebagai julukan terjadap para
sahabat yang miskin hingga pakaian yang dikenakannya hanyalah berupa kain bulu
wol yang kasar. Sebagaimana lazimnya pad asaat itu, orang-orang yang mengenakan
pakaian seperti itu hanyalah orang yang sangat miskin. Meskipun demikian, para
sahabat yang miskin itu, nyatanya kaya secara batiniyyah.
Hati mereka
lebih tentram, damai, dan aman karena hanya benar-benar bersandar pada Allah
swt. Mereka serahkan kehidupannya hanya untuk beribadah dan mendekatkan diri
kepadaNya. Kedekatan jiwa kepada Allah itu menimbulkan sifat qonaah dalam hati
mereka. Mereka tidak lagi punya keingin hidup mewah dan larut dalam permainan
duniawi.
Sementara itu,
sebagaian ulama ada yang mengartikan bahwa kata shuufi bermakna beranda
(bangunan tambahan). Beranda disini adalah beranda Masjid Nabawi. Karena dulu,
para sahabat nabi yang tergabung dalam persaudaraan tersebut kemudian mendapat
julukan Ahlus Shuffah (Kaum beranda) yang mengamalkan ibadah dan kesalihan
mereka dimasjid Nabawi. Namun pengabdian dan loyalitas mereka terhadap Islam
tidak diragukan lagi.
Meskipun demikian,
belum ada sistematika ajaran sufisme yang diwariskan oleh generasi ahlus
shuffah. Satu-satunya warisan tertulis yang sampai kepada kita hanyalah
kumpulan syair, pepatah, pidato imam Ali yang kemudian dibukukan dalam kitab
yang berjudul Najhlul Balaghoh.
* Penjelasan
Tasawuf Menurut Para Ulama
Menurut
Abu Nashr Al-Sarraj dalam
Kitab Al-Luma’ diterangkan
bahwa kata shuuf telah dikenalkan pada masa hidup Imam Hasan Al-Bashri. Pada saat
itu orang-orang mengenakan pakaian sederhana yang terbuat dari kain wol kasar
berwarna putih, pakaian yang sering digunakan pula oleh Rasulullah saw, dan
para sahabat Ahlus shuffah sebagai symbol bagi kezuhudan dan orientasi kepada
kehidupan sederhana.
Setelah
banyak orang yang mengikuti mereka, guru-guru sufi itu mulai menyebut diri
mereka sebagai kaum sufi dan menyebut disiplin ilmu mereka dengan istilah tashawwuf.
Kemudian akhirnya, kata sufi itu melekat kepada para penempuh jalan
spiritual tersebut.
Tasawuf
menurut Imam Junaedi Al-badhdadi : “Tasawuf merupakan sikap tunduk yang tidak ada kompromi sama sekali. Mereka
itu adalah satu keluarga yang tidak pernah dimasuki oleh orang lain.” Beliau
menambahkan bahwa “Tasawud itu pikiran yang penuh dengan konsentrasi, hati yang
bersandar kepada kitab suci dan sunnah Rasul-Nya.”
Sufi menurut
sebagian ulama : “Orang
sufi itu seperti tanah. Setiap kejelekan (kotoran) dilemparkan kepadanya, tapi
tanah itu tetap membuahkan sesuatu yang baik. Orang sufi itu ibarat bumi yang
diinjak oleh orang banyak, atau seperti mendung yang menutupi segala sesuatu
yang ada dibumi, dan seperti tetesan air yang menyirami bumi. Dan jika engkau
melihat seseorang yang zhohirnya sufi, berarti batinnya kropos.”
Dari
pendapat itu kemudian muncul pendapat lain, seperti yang dikemukakan Ibnu
Khaldun : “Tasawuf adalah bagian dari ajaran Islam yang bertujuan agar
seseorang tekun beribadah dan memutuskan hubungan dengan selain Allah, hanya
menghadap Allah semata, menolak hiasan-hiasan dunia, serta menbenci sesuatu
yang yang memperdaya manusia, seperti kenikmatan harta dan kemewahannya. Penempuh
jalan tasawuf adalah ia yang menyendiri untuk menuju jalan Allah dalam khalwat
dan ibadah.”
Dari
kesemua itu, dapat disederhanakan bahwa pengertian tasawuf menurut para ulama
ialah bertujuan untuk menyucikan jiwa dan pendekatkan diri kepada Allah swt
yang bersandar pada kitab suci dan sunnah Rasulullah saw.
Allahu a’lam bish-showab
Semoga bermanfaat !
0 Comments